Pengamanan Giat 'Doa Bagi Indonesia' Oleh Personil Gabungan Polres Sumba Barat

Pengamanan Giat 'Doa Bagi Indonesia' Oleh Personil Gabungan Polres Sumba Barat

2012 tribratanewssumbabarat.com - 30 Personil gabungan Polres Sumba Barat melaksanakan Pengamanan di Lapangan Manda Elu yang di pimpin langsung oleh KBO Lantas Polres Sumba Barat AIPTU LALU RASTRA WIRAWAN. Selasa tanggal 20 Desember 2016, sekitar pukul 18.00 Wita, bertempat di Lapangan Manda Elu, Jl. Bhayangkara, Kel. Komerda, Kec. Kota Waikabubak, Kab. Sumba Barat telah dilaksanakan Kegiatan Doa Bersama Umat Kristiani dengan tema "DOA BAGI INDONESIA". Kegiatan Doa bersama tersebut dihadiri oleh Bupati Sumba Barat Drs. AGUSTINUS NIGA DAPAWOLE, Ketua DPRD Sumba Barat GREGORIUS PANDANGO, SE, Dandim 1613 Sumba Barat LETKOL INF. FIFIN ZUDI SYAIFUDDIN ARI JUWONO, Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak SARLOTA MARSELINA SUEK, SH, Pejabat Pengganti Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Sumba Barat H. AHMAD RUBAYA, S.Ag, BPMS Gereja Kristen Sumba, Ketua dan Anggota FKUB Kab. Sumba Barat, Para Tokoh Agama Sekab. Sumba Barat dan Umat Kristiani yang berjumlah kurang lebih 200 orang, yang diawali dengan doa pembuka yang dibawakan oleh Pdt. ENI N. BORA, SSI. Teol. Dalam giat Doa Bersama tersebut telah dibacakan seruan moral oleh Kepala Perwakilan GKS Wilayah Kab. Sumba Barat an. Pdt. AGUSTINUS RATUNDIMA, S.Th yang isinya sebagai berikut :

Memperhatikan situasi dan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara, akhir-akhirnya ini yang mengancam kesatuan dan kerukunan NKRI antara lain dengan terjadinya peristiwa :
  • Pembubaran paksa Kebaktian Kebangunan Rohani ( KKR ) yang dilaksanakan oleh Bapak Pdt. DR. Steven Tong di Bandung.
  • Peristiwa pengeboman Gereja Oikumene di Samarinda.
  • Peristiwa Penyerangan dan Penganiayaan anak-anak SD N 1 Sabu Raijua.
Maka dengan ini kami GKS ( Para Pendeta dan Pemuda/i Kristen ) dari Kab. Sumba Barat menyampaikan seruan moral yaitu :
  • Menyerukan kepada Gereja untuk menghimbau warga jemaat untuk mendoakan dan menahan diri supaya tidak mudah terprovokasi.
  • Belajar dari peristiwa kematian anak di Anakalang dan Waikabubak, menghimbau kepada umat Kristiani agar tidak membunyikan petasan.
  • Mengajak seluruh umat Kristiani dan Katholik untuk melaksanakan doa bersama bagi NKRI dengan tema Doa Bagi Indonesia yang ditandai dengan penyalaan 1000 lilin.
  • Menghimbau kepada seluruh elemen di Sumba untuk menjaga kerukunan umat beragama dengan memanfaatkan media sosial secara baik, benar dan bijak tanpa menyebar fitnah dan kebencian.

20121 Selanjutnya pada pukul 18.45 Wita kegiatan dilanjutkan dengan penyalaan 1000 lilin oleh para peserta dan jemaat yang hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap peristiwa pengeboman dan penyerangan serta Pembubaran paksa kebebasan beribadah yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Giat berakhir pada pukul 19.30 Wita berjalan dalam keadaan aman, tertib dan lancar. (20122016ressb.doc)