Ini Commander Wish Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., Sebagai Kapolda NTT
Tribratanewssumbabarat ~ Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., memaparkan arah kebijakannya (Commander Wish) sebagai Kapolda NTT.
Commander Wish Kapolda NTT itu disampaikan di hadapan para pejabat Polda NTT yang hadir di aula Rupatama lantai III Mapolda NTT dan para Kapolres jajaran yang mengikuti secara virtual dari kesatuannya masing-masing, Senin (10/1/2022).
Dalam pertemuan itu, Irjen Pol. Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H., didampingi Wakapolda NTT dan Irwasda Polda NTT menyampaikan beberapa poin Commander Wish sebagai Kapolda NTT dimulai dari tingkat permasalahan yang sering dihadapi yaitu kurang profesional dalam penegakan hukum, layanan publik yang buruk, masih banyak pelanggaran anggota Polri, perilaku koruptif dan hedonisme, arogansi kekuasaan/kewenangan, kekerasan eksesif, belum pahami pemanfaatan media dan tingkat kepuasan terhadap kinerja Polri.
"Saya melihat masih ada permasalahan-permasalahan yang mungkin sifatnya berulang. permasalahan-permasalahan yang sebenarnya sifatnya klasik. Pembenahan sudah dilakukan, upaya sudah dikerjakan tapi sering kali masih terjadi. Meskipun dalam persentase yang lebih kecil. Dalam scope yang mungkin tidak terlalu luas. Tapi namanya permasalahan ini kalau kita tidak pahami kemudian tidak kita antisipasi ini juga akan menjadi suatu permasalahan yang akan rumit nantinya", ucap Kapolda NTT.
Kapolda juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada jajarannya yang telah menjaga situasi dan kondisi sehingga situasi Kamtibmas berjalan dengan kondusif.
"Saya ucapkan terimakasih kepada jajaran selama kurun waktu dari mulai dari tanggal saat saya melaksanakan serah terima sampai dengan saat ini situasi keamanan atau gangguan kamtibmas kemudian pelaksanaan tugas yang sifatnya rutin maupun yang khusus, semuanya bisa dilaksanakan dengan baik, dengan lancar, tidak ada kendala, semuanya bisa melakukan tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan job description yang sudah ada di masing-masing diterapkan. Banyak hal positif yang dilakukan oleh Kapolda Lama tentu itu karena adanya dukungan, kerja sama, peran serta, partisipasi, bahkan mungkin doa. Nah harapan saya ini pun juga bisa dilakukan terhadap saya. Sehingga pelaksanaan tugas yang ada disini. Sekali lagi bisa dilakukan dengan baik, dengan tertib, dengan lancar, tidak ada masalah, kalau toh ada masalah karena sering kali masalah tidak bisa kita hindari, kita bisa Antisipasi. Kemudian kita selesaikan dengan baik dengan cepat dan tepat pada sasaran", harap Kapolda NTT.
Selanjutnya, Kapolda NTT menyampaikan program prioritas Kapolri Transformasi menuju Polri yang persis yang mana ada transformasi organisasi, transformasi operasional, transformasi pelayanan publik dan transformasi pengawasan.
"Saya hanya ingin menggarisbawahi masalah transformasinya. Transformasi itu sebetulnya bagian daripada hijrah. Jadi ada sesuatu yang kita transpor yang sebelumnya kurang itu menjadi lebih baik. Yang sudah baik pertahankan dan tingkatkan itu lebih baik", ungkapnya.
"Transformasi perubahan yang lebih baik yaitu mau menerima perubahan dan melakukan perubahan diantaranya mengubah mindset, tidak cepat puas, perbaikan cara bertindak, kualitas pelayanan dan rasa nyaman dan aman", lanjutnya.
Kemudian Kapolda NTT juga menjelaskan tiga strategi yaitu dengan penguatan organisasi, penguatan pelayanan dan penguatan sumber daya alam.
Menurut Kapolda, penguatan organisasi mulai dari Tingkat Polda, Polres, Polsek dan Pospol harus mendengarkan keluhan dari masyarakat, memberikan pelayanan dan penyelesaian serta menemukan solusi, kemudian peduli terhadap situasi dan kondisi lingkungan organisasi yang terus berubah, berani mengambil keputusan dengan segala resiko sesuai level di kesatuan masing-masing, tidak melanggar aturan atau diskresi kepolisian.
Kapolda juga mengatakan bahwa Polsek sebagai lini terdepan pelayanan, lakukan sinergisitas dengan TNI dan stakeholder, terus peningkatan manajemen media, penegakkan hukum yang pasti dan berkeadilan, peningkatan pengawasan sebagai sarana kontrol kepada personel yang bertugas, terus penguatan peran pimpinan serta pahami dan laksanakan job descripson di masing-masing.
Mengenai penguatan Pelayanan, Kapolda berharap pelayanan didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan di semua lini, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sumber daya Polri, tidak hanya berkompetensi profesional di bidang hukum, namun juga harus memiliki kompetensi sosial agar penerapan hukum di masyarakat tidak menimbulkan anti sosial terhadap Polri, untuk itu Kapolda menekankan agar saatnya melakukan perubahan lebih baik menuju pelayan prima Kepolisian.
Dan terakhir tentang penguatan SDM, menurut Kapolda NTT human resource sangat penting, human resource yang lemah menghasilkan organisasi yang lemah artinya human capital > sumber daya manusia yang berdaya guna dengan kemampuan memadai dalam menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
Kapolda berharap personel harus memiliki knowledge, skill dan atittude. Selain itu Kapolda juga meminta kepada para Kasatker untuk adanya Proses rekruitmen yang terukur dan berkualitas, optimalkan pelayanan hak dan kesejahteraan personel, mapping permasalahan anggota, pembangunan postur personel yang bermoral dan kompeten, pengelolaan sarana dan prasarana yang transparan dan akuntabel, penyempurnaan pedoman dan standar operasional prosedur kepolisian yang presisi berbasis data dan teknologi informasi serta reward and punishment secara obyektif.
"Mengenai punishment suka tidak suka anggota yang salah harus kita tindak. Memang kita memiliki ada jiwa korsa yang sudah tanamkan sejak kita masih pendidikan. Tapi pada saat ada yang salah harus ditindak. Mau tidak mau harus kita proses, apa itu disiplin, kode etik, atau pidana sesuai dengan tingkat level kesalahannya. Sebelum mereka melakukan kesalahan, tugas masing-masing Kasatker, pejabat utama, para sertural dan seluruh Pak Kapolres, kabag kasat, Kapolsek punya tanggung jawab. Meskipun itu dilakukan oleh oknum tapi kalau kita tidak melakukan pengawasan dengan baik, dengan tertib, maka itu menjadi sesuatu hal yang salah juga dari kita. Harusnya bisa diperingati sejak awal, tapi tanpa mungkin kita acuh menganggap bahwa sudah sebagainya. Itu akan menyebabkan beberapa kesalahan-kesalahan. Ya, kesalahan yang dilakukan oleh oknum maupun kesalahan yang dilakukan oleh kita juga, banyak hal yang mungkin saya yakin sudah dilakukan secara internal maupun secara eksternal itu mengenai masalah penguatan SDM ini, tapi sekali lagi ini bukan tanggung jawab kepada karo SDM saja tapi ini tanggungjawab kepada kita semua", tandasnya.